Ke,
ingat kah kau? Kita sudah berbagi banyak
kisah tentang musim, serta goresan luka yang melekat pada larik larik
hati yang meretak.
Saling
mengokohkan saat yang lain mulai tumbang.
Menopang
dengan kisah naas yang selalu mengiang ngiang.
Kau
perempuan yang ku kenal paling tangguh sekaligus rapuh.
Perempuan
pertama yang memasang topeng tebal dengan lapisan baja berlukis senyum
kebahagian.
Dengan
sumringah kau membawa ku menuju cerita indah.
Didetik
selanjutnya kau menggiring ku kedalam kubangan luka serta derita paling megah.
Mengenal
mu membuat ku harus memiliki jantung kuat.
Juga
mata dan telinga yang harus terjaga setiap saat.
Aku
tahu Ke. Dari gurat wajah mu pun, aku sudah bisa membaca tentang berapa banyak
badai yang kau lewati seorang diri.
Gelombang
yang sudah kau terjang dengan piawai.
Dan
juga jalan penuh kerikil tajam yang kau lalui tanpa alas kaki.
Hingga
hati mu mengeras bak besi.
Tapi Ke, saat cinta mulai membakar mu,
semua
pertahanan mu meleleh.
Kau
kebingungan,
seperti
amatir yang tak pernah memegang kemudi kapal dipusaran badai.
Gambar : adoelphoto
Gambar : adoelphoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar